
Ilustrasi kayu impor dari AS
Vietnam meraih hasil yang membanggakan soal nilai ekspor produk kayu, terutama ke Amerika Serikat, namun sumber kayu yang digunakan dari dalam negeri masih jauh dari mencukupi seluruh kebutuhan bahan baku. Untuk itulah, Vietnam masih harus mengimpor bahan kayu yang cukup besar. Di tahun 2024 saja, nilai impor bahan baku kayu berupa log, gergajian, dan vinir mencapai $2,4 milyar.
Amerika menjadi negara asal kayu terbesar bagi industri kayu Vietnam, yang nilai impornya mencapai lebih dari $300 juta dolar. Di sisi lain, Vietnam merupakan pemasok furniture terbesar ke-2 di AS setelah Tiongkok.
Dengan diterapkannya tarif perdagangan yang baru dari Presiden AS, Donald Trump, menimbulkan situasi ketidakpastian perdagangan secara global, khususnya di negara yang terkena tarif tinggi seperti Vietnam. Banyak pelaku usaha kayu tetap tangguh dan optimis dengan negosiasi pemerintah mereka yang sedang berlangsung.
Keputusan Vietnam untuk menghapus bea masuk atas pengiriman kayu dari AS awal bulan lalu menandakan niat baik pemerintah serta bertujuan untuk mendorong kerja sama perdagangan bilateral sekaligus meredakan ketegangan.
Dengan diterapkannya kebijakan tersebut, diharapkan akan mendorong volume impor kayu dari AS untuk menyeimbangkan nerasa perdagangan antara Vietnam dan AS.
Dalam jangka panjang, VIFORES, asosiasi pengusaha kayu dan produk kehutanan di Vietnam mengusulkan agar pemerintah terus mendukung bisnis melalui kebijakan fiskal dan moneter yang pernah diterapkan selama periode COVID-19 – yaitu termasuk penangguhan pajak, pengurangan biaya sewa, dan restrukturisasi pembayaran utang. Kebijakan tersebut dianggap akan membantu industri kayu mengatasi tantangan saat ini.
Vietnamnews