Tantangan dan Peluang Pasar Furniture di tahun 2025

pameran furniture kayu
Pameran furniture membantu membuka peluang bisnis baru bagi pemasok

Serangkaian pameran furniture di Asia, khususnya kawasan ASEAN akan kembali digelar di beberapa negara di Asia Tenggara mulai bulan Marte 2025. MIFF di Malaysia akan mengawalinya pada 1-4 Maret, disusul dengan EXE Expo yang akan diselenggarakan juga di Kuala Lumpur.

Tidak mau ketinggalan juga, di Vietnam akan mengadakan dua pameran furniture yang akan diselenggarakan pada tanggal yang hampir bersamaan, di 3 lokasi yang berbeda. HAWA Expo dilaksanakan pada 5-7 Maret di White Palace, VIFA Expo diselenggarakan pada 5-8 Maret di 2 lokasi yaitu SKY Expo dan SECC (District 7), di HCMC, Vietnam.

Di Indonesia, Ifex, juga pemeran furniture, akan diselenggarakan di BSD pada 6-9 Maret. Hanya selang sehari setelah pameran di Vietnam berakhir. Baru kemudian beberapa pameran furniture lainnya akan diselenggarakan di Tiongkok dan Dubai, UAE.

Biasanya pameran akan selalu dipenuhi dengan peluncuran produk baru, seakan menjadi sebuah panggung yang luar biasa bagi perancang furniture dan penemu teknologi baru untuk memamerkan karya terbaru mereka.


Tantangan pasar furniture 2024

Bisa dikatakan bahwa pasar furniture tahun 2024 secara global sangat dinamis, penuh dengan peluang, namun tantangannya jauh lebih besar. Untuk bisa mencapai kesuksesan, dibutuhkan kesabaran, kemampuan beradaptasi dengan cepat, dan kemauan untuk menerima risiko yang kadang belum diperhitungkan.

Peningkatan biaya di berbagai tempat telah menjadi beban berat bagi produsen dan konsumen. Selain itu inflasi yang terjadi di beberapa negara mengakibatkan naiknya harga bahan-bahan penting seperti kayu, baja, dan energi. Pada saat yang sama, suku bunga yang lebih tinggi telah membuat biaya belanja menjadi lebih mahal. Situasi ini mendorong banyak orang untuk lebih menyukai desain produk yang lebih praktis dan multifungsi.

Situasi yang bergejolak di Timur Tengah yang telah berlangsung sepanjang 2024 telah mengganggu rantai pasokan global, terutama pasokan dari Asia ke Eropa dan sebaliknya, telah menjadi lebih lambat dari biasanya. Ini menyebabkan kekurangan material dan keterlambatan pengiriman secara umum. Pada saat yang sama, selera konsumen telah berkembang dan menuntut kecepatan reaksi yang harus diperhatikan.

Sustainability atau Keberlanjutan, bukan lagi sebagai hal sekunder atau sampingan, tetapi berkembang menjadi sebuah dorongan kuat bagi konsumen saat membuat keputusan saat membeli produk. Di Inggris misalnya, furniture kayu yang terbuat dari kayu reklamasi atau bahan daur ulang lebih banyak dicari karena sebagian besar konsumen di Inggris menyadari pentingnya kepedulian lingkungan.

Tantangan lainnya sebagai salah satu dampak dari pandemi adalah meningkatnya tren bekerja secara online, sehingga furniture untuk bekerja di rumah yang nyaman dan ergonomis telah menjadi kebutuhan lebih penting daripada sekedar barang mewah.


Peluang pasar furniture 2025

Namun demikian, peluang baru semakin berlimpah bagi pelaku bisnis yang bersedia berinovasi.
Konsep produk yang menerapkan kepedulian lingkungan, penggunaan bahan baku yang berkelanjutan dan sumber bahan yang bertanggungjawab akan semakin mendorong pertumbuhan pasar furniture kayu yang kuat

Selain itu kebutuhan furniture untuk bekerja dari rumah pada saat yang sama merupakan peluang emas bagi produsen untuk menciptakan furniture kantor untuk rumah yang lebih mengutamakan kenyamanan, gaya, dan kemudahan penggunaan.

Teknologi informasi yang telah mencipatakan pengalaman berbelanja secara online menjadi lebih mudah dan lebih aman juga menawarkan peluang baru bagi pertumbuhan pasar furniture. Data tahun 2024, menunjukkan tren positif cara konsumen berbelanja secara global dan diperkirakan pada tahun 2025, sekitar 40% transaksi furniture akan dilakukan secara online.

Untuk alasan tersebut, perusahaan peritel furniture perlu berinvestasi secara serius untuk menyediakan platform online yang mudah digunakan dan dilengkapi dengan teknologi yang lebih canggih, misalnya AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality). Bagi produsen furniture juga bisa membuat investasi dengan melengkapi fasilitas R&D (REsearch & Devekopment) dengan perlengkapan software yang lebih canggih.

Desain furniture dibuat secara khusus dan lebih bersifat personal, serta multifungsi. Tipe dan model furniture seperti itu akan semakin dicari oleh konsumen. Mereka akan cenderung mencari produk yang mencerminkan gaya pribadi mereka tetapi tetap praktis digunakan untuk di era kehidupan yang modern.

Dalam setiap situasi yang sulit, akan selalu menciptakan peluang baru. Sulitnya pasar furniture saat ini akan mendorong dan 'memaksa' pelaku bisnis industri furniture untuk berpikir lebih kreatif dan bereaksi lebih cepat. Masa di mana konsumen ingin memiliki produk furniture yang sangat kuat dan tahan lama, sekaligus mahal tidak lagi menjadi hal yang paling dicari. Pasar furniture telah berubah, dan konsumen lebih menginginkan produk yang mengikuti perubahan tren, praktis, dan mudah digunakan. Untuk alasan tersebut harga furniture yang lebih ekonomis akan memiliki pasar lebih besar.

Anda ingin menjadi bagian dari perubahan tersebut atau tetap bertahan dengan strategy yang sama yang telah dilakukan selama bertahun-tahun?

Eko HIDAYAT

Profesional dalam industri kayu dan bisnis terkait furniture | Founder tentangkayu.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama