Menurut data yang baru saja dirilis oleh American Hardwood Export Council (AHEC), menunjukkan volume ekspor kayu red oak dari Amerika ke Indonesia meningkat sebesar 15% pada tahun 2023, menjadikannya sebagai jenis kayu impor yang paling dominan di Indonesia. Jenis kayu lainnya yang serumpun yaitu white oak, sebelumnya merupakan spesies Oak paling populer, namun dalam 12 bulan terakhir kayu Red Oak semakin populer di pasar ekspor furniture kayu dunia.
Furniture kayu menggunakan red Oak/img: FDMasia
Jenis kayu Red Oak tersedia sangat melimpah di hutan kayu keras (Hardwoods) Amerika, dan selalu berkualitas tinggi, Kayu ini memiliki karakteristik yang mirip dengan White Oak dalam hal kekuatan maupun kepadatan kayu, namun pori-porinya lebih terbuka sehingga mudah untuk pewarnaan dan proses finishing.
“Kami melihat para pembuat keputusan di kawasan ini beralih menggunakan jenis kayu Red Oak dari Amerika. Mereka mengakui kualitas & nilai kayu” kata John Chan, Direktur Regional AHEC.
Laporan baru ini juga menunjukkan bahwa kayu White Oak dari Amerika tetap menjadi jenis kayu dari rumpun Oak yang paling populer di Vietnam, yang merupakan importir terbesar di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 2023 impor kayu Vietnam dari Amerika meningkat sebesar 3%, dengan volume mencapai 89 ribu meter kubik dan nilai hampir 49 juta dolar AS.
Hal menarik terlihat di pasar yang lebih kecil misalnya di Thailand dan Kamboja, kayu Red Oak menempati posisi teratas dalam hal impor kayu gelondongan dari Amerika dengan pertumbuhan sebesar 77% di Thailand dan 216% di Kamboja.
John menambahkan bahwa Kamboja merupakan pasar berkembang yang menarik bagi AHEC, dan secara keseluruhan pasar Asia Tenggara adalah pasar yang penuh tantangan. Para importir, produsen, perancang dan arsitek sangat memahami penggunaan jenis kayu yang berbeda dan bersedia untuk mengeksplorasi kelebihan masing-masing jenis kayu.
---
Furniture kayu menggunakan red Oak/img: FDMasia
Jenis kayu Red Oak tersedia sangat melimpah di hutan kayu keras (Hardwoods) Amerika, dan selalu berkualitas tinggi, Kayu ini memiliki karakteristik yang mirip dengan White Oak dalam hal kekuatan maupun kepadatan kayu, namun pori-porinya lebih terbuka sehingga mudah untuk pewarnaan dan proses finishing.
“Kami melihat para pembuat keputusan di kawasan ini beralih menggunakan jenis kayu Red Oak dari Amerika. Mereka mengakui kualitas & nilai kayu” kata John Chan, Direktur Regional AHEC.
Laporan baru ini juga menunjukkan bahwa kayu White Oak dari Amerika tetap menjadi jenis kayu dari rumpun Oak yang paling populer di Vietnam, yang merupakan importir terbesar di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 2023 impor kayu Vietnam dari Amerika meningkat sebesar 3%, dengan volume mencapai 89 ribu meter kubik dan nilai hampir 49 juta dolar AS.
Hal menarik terlihat di pasar yang lebih kecil misalnya di Thailand dan Kamboja, kayu Red Oak menempati posisi teratas dalam hal impor kayu gelondongan dari Amerika dengan pertumbuhan sebesar 77% di Thailand dan 216% di Kamboja.
John menambahkan bahwa Kamboja merupakan pasar berkembang yang menarik bagi AHEC, dan secara keseluruhan pasar Asia Tenggara adalah pasar yang penuh tantangan. Para importir, produsen, perancang dan arsitek sangat memahami penggunaan jenis kayu yang berbeda dan bersedia untuk mengeksplorasi kelebihan masing-masing jenis kayu.
---