Masa Depan Industri Kayu di Malaysia Perlu Bantuan Pemerintah untuk Kembali Berjaya

Asosiasi Eksportir Kayu Malaysia (TEAM/Timber Exporters' Association of Malaysia) mendesak pemerintah untuk membantu dan mengangkat industri ini kembali ke masa kejayaannya untuk memastikan mereka tetap kompetitif di kancah global.

Presiden TEAM, Chua Song Fong, mengatakan bahwa pada telah terjadi penurunan volume ekspor kayu yang signifikan. Hal ini disebabkan karena ketidakstabilan situasi geo-politik antara Barat dan Timur yang menyebabkan suplai bahan baku tersendat.

Dampaknya, sudah mulai dirasakan secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir, termasuk mereka yang terlibat dalam aktivitas penebangan kayu, manufaktur, produsen furniture, pengolahan kayu, hingga pada logistik.

peralatan berat di hutan kayu
Log kayu setelah penebangan/img: NSTP

Berdasarkan Konferensi Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992, Malaysia berjanji untuk mempertahankan area hutan sebesar minimal 50% dari luas daratan, dan menurut laporan tahun lalu, saat ini daratan Malaysia yang tertutup pohon tanaman mencapai 55,31% dari total luas daratan Malaysia yang mencapai 18 juta hektar.

Semakin ketatnya pemberian ijin penebangan pohon dari departemen kehutanan Malaysia mempersulit pasokan bahan baku bagi pelaku industri kayu di Malaysia, yang secara keseluruhan memiliki pasar ekspor di 180 negara.

Chua bahkan sempat menyarankan untuk mengimpor bahan baku kayu jika diperlukan, dan untuk menekan biaya impor, diharapkan pihak berwenang bisa mengeluarkan kebijaksanaan untuk mempermudah proses impor kayu dari negara lain.

Anggota komite TEAM, Chris Tan berharap dengan keterbukaan pemerintah untuk bekerjasama dengan pihak swasta memastikan kelangsungan industri kayu agar tetap bisa bersaing dengan pasar global. Tan juga berharap hal tersebut dapat menarik lebih banyak tenaga ahli lokal untuk terlibat dalam industri yang selama ini dianggap sebagai industri 3D (Dirty, Difficult, Dangerous) atau industri yang kotor, sulit dan berbahaya.

Industri perkayuan juga perlahan-lahan telah mulai menerapkan otomatisasi dan revolusi Industri 4.0 agar lebih efisien, sehingga orang-orang Malaysia yang berbakat dan berpengetahuan akan selalu dibutuhkan.

Source: straittimes

---

tentangkayu

Mari Belajar dan Berkembang Bersama Kami

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama