Kayu laminasi merupakan kayu solid yang dibentuk dari susunan sejajar beberapa batang kayu yang direkatkan dengan lem khusus sehingga membentuk satu batang kayu yang lebih besar dan kuat. Tipe paling umum pada kayu laminasi adalah 'glulam' yang berasal dari kata 'glue laminated'. Glulam biasanya digunakan untuk struktur bangunan sebagai pengganti baja atau beton karena lebih ekonomis, kuat dan nampak lebih menarik.
Kayu laminasi untuk membuat kaki meja
Keuntungan membuat kayu laminasi salah satunya membantu menciptakan berbagai ukuran dan bentuk pada kayu solid yang tidak mudah didapat dari kayu alami karena keterbatasan ukuran pohon.
Pada aplikasi produk furniture dan produk interior lainnya, kayu laminasi dibuat untuk mendapatkan papan tebal yang lebih lebar dan kuat, misalnya untuk papan atas meja makan atau untuk memperoleh batang kayu berukuran besar & kuat sebagai kaki meja.
Beberapa prinsip dasar berikut ini bisa dijadikan pedoman jika Anda ingin mendapatkan hasil kayu laminasi yang berkualitas lebih baik. Dengan memahami lebih detil tentang proses laminasi dan teknis pengerjaan laminasi, paling tidak kemungkinan kesalahan atau 'error' dalam proses laminasi bisa berkurang.
1. Kayu Kering
Dengan kondisi kayu kering (MC 8-12%), selain membuat bentuk kayu solid lebih stabil, juga untuk memudahkan proses pertukangan kayu. Dalam proses laminasi, lem kayu akan bekerja lebih baik pada kayu yang kering. Bahan perekat akan memiliki 'ruang' untuk meresap lebih baik ke dalam pori-pori kayu sehingga bisa menciptakan ikatan yang sangat kuat antara resin lem dengan serat kayu.
2. Serut Rata & Datar
Minimal bagian dua sisi kayu yang akan direkatkan harus sudah diserut rata & datar sehingga 100% permukaan pada kedua batang kayu bisa terhubung tanpa celah. Proses penyerutan, baik menggunakan ketam manual atau mesin sangat berperan penting.
3. Sambungan Arah Panjang
Jika kayu laminasi juga diperlukan pada arah memanjang, sambung dahulu batang kayu pada arah memanjang menggunakan konstruksi sederhana seperti pen/lubang atau jika memiliki mesin finger join akan lebih baik. Penyambungan ini sebaiknya dilakukan sebelum proses serut 2 sisi, tetapi jika tanpa konstruksi, penyambungan bisa dilakukan langsung dengan lem kayu.
4. Batang Kayu Lurus
Dengan kayu yang lurus berarti tekanan klem akan lebih efektif dan ikatan lem akan lebih kuat merata. Potongan harus harus menyatu rapat dengan mudah, bahkan seharusnya tidak perlu ditekan untuk menutup sambungan lebih rapat. Jika sedikit tekanan kecil diperlukan, bisa dengan meletakkan benda berat di atasnya sebagai tekanan yang cukup. Tetapi jika potongan kayu melengkung terlalu lebar sehingga akan menggunakan tekanan klem yang terlalu kuat, maka sebaiknya batang kayu diluruskan terlebih dahulu.
5. Atur Susunan Tanpa Lem
Langkah ini untuk melihat apakah batang kayu cukup lurus atau kalaupun melengkung bisa disesuaikan dengan arah lengkungan batang kayu lainnya. Selain itu juga untuk memilih warna dan serat kayu yang seragam dan memiliki kualitas yang sama (kayu gubal dengan kayu gubal, atau arah serat agar terlihat lebih alami).
6. Lem Kayu Berkualitas
Memilih jenis lem kayu untuk laminasi harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati. Lem kayu untuk laminasi yang baik seharusnya justru memiliki ikatan lebih kuat daripada ikatan pori-pori dan serat kayu.
Ciri-ciri lem kayu yang berkualitas semestinya bisa mudah dibersihkan dengan air dan bisa mengering, menciptakan ikatan yang kuat setelah aplikasi perekatan tidak lebih dari 30 menit. Artinya kayu laminasi bisa dipindahkan atau diproses ringan tanpa klem. Dan setelah 8-10 jam, kayu laminasi bisa diolah menggunakan mesin atau proses berat lainnya tanpa meninggalkan bekas lem atau 'glue line'.
Ikuti petunjuk pemakaian dari merek lem yang digunakan untuk mendapatkan hasil terbaik, dan oleskan lem pada kedua permukaan kayu yang akan dilaminasi. Mengapa? Beberapa menit setelah lem dioleskan pada permukaan benda kerja, cairan lem bekerja perlahan meresap ke dalam pori-pori kayu membentuk pondasi untuk ikatan kedua permukaan kayu. Proses ini sangat penting agar lem kayu bisa bekerja secara maksimal.
7. Gunakan Klem
Penggunaan klem penekan tetap sangat penting, dengan tekanan ringan atau medium. Hindari memasang klem dengan tekanan terlalu tinggi karena akan membuat jumlah lem kayu keluar secara berlebihan sehingga kualitas ikatan kayu berkurang. Klos kayu perlu dipasang agar tekanan klem bisa merata dan kepala klem tidak merusak permukaan kayu.
8. Posisi Klem Merata
Ketika menggunakan klem, bagian dengan tekanan tinggi lebih terpusat pada kepala klem. Dan saat menggunakan satu atau 2 klem, tekanan tidak akan bisa merata sepanjang potongan kayu walauoun sudah menggunakan klos kayu.
Tambahkan beberapa buah klem di antara kedua ujung batang kayu yang dilaminasi. Semakin banyak akan semakin baik, jarak yang ideal antar klem sekitar 30-40 cm.
Posisi klem dengan jarak merata pada arah panjang
9. Jenis Kayu Sama
Hal ini yang paling penting untuk membuat laminasi hanya dari jenis kayu yang sama. Bahkan perlu dipilih lebih hati-hati saat laminasi antara bagian kayu yang lebih keras atau lebih padat. Jika harus membuat laminasi kombinasi dari beberapa jenis kayu, pasangkan jenis kayu yang memiliki kepadatan kurang lebih sama sehingga penetrasi bahan perekat bisa dengan jumlah yang kurang lebih sama, serta daya tahan ikatan antar kayu bisa seimbang.
---
Kayu laminasi untuk membuat kaki meja
Keuntungan membuat kayu laminasi salah satunya membantu menciptakan berbagai ukuran dan bentuk pada kayu solid yang tidak mudah didapat dari kayu alami karena keterbatasan ukuran pohon.
Pada aplikasi produk furniture dan produk interior lainnya, kayu laminasi dibuat untuk mendapatkan papan tebal yang lebih lebar dan kuat, misalnya untuk papan atas meja makan atau untuk memperoleh batang kayu berukuran besar & kuat sebagai kaki meja.
Beberapa prinsip dasar berikut ini bisa dijadikan pedoman jika Anda ingin mendapatkan hasil kayu laminasi yang berkualitas lebih baik. Dengan memahami lebih detil tentang proses laminasi dan teknis pengerjaan laminasi, paling tidak kemungkinan kesalahan atau 'error' dalam proses laminasi bisa berkurang.
1. Kayu Kering
Dengan kondisi kayu kering (MC 8-12%), selain membuat bentuk kayu solid lebih stabil, juga untuk memudahkan proses pertukangan kayu. Dalam proses laminasi, lem kayu akan bekerja lebih baik pada kayu yang kering. Bahan perekat akan memiliki 'ruang' untuk meresap lebih baik ke dalam pori-pori kayu sehingga bisa menciptakan ikatan yang sangat kuat antara resin lem dengan serat kayu.
2. Serut Rata & Datar
Minimal bagian dua sisi kayu yang akan direkatkan harus sudah diserut rata & datar sehingga 100% permukaan pada kedua batang kayu bisa terhubung tanpa celah. Proses penyerutan, baik menggunakan ketam manual atau mesin sangat berperan penting.
3. Sambungan Arah Panjang
Jika kayu laminasi juga diperlukan pada arah memanjang, sambung dahulu batang kayu pada arah memanjang menggunakan konstruksi sederhana seperti pen/lubang atau jika memiliki mesin finger join akan lebih baik. Penyambungan ini sebaiknya dilakukan sebelum proses serut 2 sisi, tetapi jika tanpa konstruksi, penyambungan bisa dilakukan langsung dengan lem kayu.
4. Batang Kayu Lurus
Dengan kayu yang lurus berarti tekanan klem akan lebih efektif dan ikatan lem akan lebih kuat merata. Potongan harus harus menyatu rapat dengan mudah, bahkan seharusnya tidak perlu ditekan untuk menutup sambungan lebih rapat. Jika sedikit tekanan kecil diperlukan, bisa dengan meletakkan benda berat di atasnya sebagai tekanan yang cukup. Tetapi jika potongan kayu melengkung terlalu lebar sehingga akan menggunakan tekanan klem yang terlalu kuat, maka sebaiknya batang kayu diluruskan terlebih dahulu.
5. Atur Susunan Tanpa Lem
Langkah ini untuk melihat apakah batang kayu cukup lurus atau kalaupun melengkung bisa disesuaikan dengan arah lengkungan batang kayu lainnya. Selain itu juga untuk memilih warna dan serat kayu yang seragam dan memiliki kualitas yang sama (kayu gubal dengan kayu gubal, atau arah serat agar terlihat lebih alami).
6. Lem Kayu Berkualitas
Memilih jenis lem kayu untuk laminasi harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati. Lem kayu untuk laminasi yang baik seharusnya justru memiliki ikatan lebih kuat daripada ikatan pori-pori dan serat kayu.
Ciri-ciri lem kayu yang berkualitas semestinya bisa mudah dibersihkan dengan air dan bisa mengering, menciptakan ikatan yang kuat setelah aplikasi perekatan tidak lebih dari 30 menit. Artinya kayu laminasi bisa dipindahkan atau diproses ringan tanpa klem. Dan setelah 8-10 jam, kayu laminasi bisa diolah menggunakan mesin atau proses berat lainnya tanpa meninggalkan bekas lem atau 'glue line'.
Ikuti petunjuk pemakaian dari merek lem yang digunakan untuk mendapatkan hasil terbaik, dan oleskan lem pada kedua permukaan kayu yang akan dilaminasi. Mengapa? Beberapa menit setelah lem dioleskan pada permukaan benda kerja, cairan lem bekerja perlahan meresap ke dalam pori-pori kayu membentuk pondasi untuk ikatan kedua permukaan kayu. Proses ini sangat penting agar lem kayu bisa bekerja secara maksimal.
7. Gunakan Klem
Penggunaan klem penekan tetap sangat penting, dengan tekanan ringan atau medium. Hindari memasang klem dengan tekanan terlalu tinggi karena akan membuat jumlah lem kayu keluar secara berlebihan sehingga kualitas ikatan kayu berkurang. Klos kayu perlu dipasang agar tekanan klem bisa merata dan kepala klem tidak merusak permukaan kayu.
8. Posisi Klem Merata
Ketika menggunakan klem, bagian dengan tekanan tinggi lebih terpusat pada kepala klem. Dan saat menggunakan satu atau 2 klem, tekanan tidak akan bisa merata sepanjang potongan kayu walauoun sudah menggunakan klos kayu.
Tambahkan beberapa buah klem di antara kedua ujung batang kayu yang dilaminasi. Semakin banyak akan semakin baik, jarak yang ideal antar klem sekitar 30-40 cm.
Posisi klem dengan jarak merata pada arah panjang
9. Jenis Kayu Sama
Hal ini yang paling penting untuk membuat laminasi hanya dari jenis kayu yang sama. Bahkan perlu dipilih lebih hati-hati saat laminasi antara bagian kayu yang lebih keras atau lebih padat. Jika harus membuat laminasi kombinasi dari beberapa jenis kayu, pasangkan jenis kayu yang memiliki kepadatan kurang lebih sama sehingga penetrasi bahan perekat bisa dengan jumlah yang kurang lebih sama, serta daya tahan ikatan antar kayu bisa seimbang.
---