Arti hardwood dan softwood dalam Bahasa Indonesia adalah kayu keras dan kayu lunak. Walaupun pada arti sebenarnya telah jelas, tetapi tidak semua jenis kayu lunak itu keras, atau jenis kayu keras itu lunak.
Istilah kayu keras dan kayu lunak digunakan untuk mendefinisikan jenis kayu dari pohon berdasarkan reproduksinya. Menariknya, beberapa jenis kayu keras tidak selalu keras, dan memiliki kepadatan lebih rendah daripada kayu lunak.
Kayu Albasia misalnya merupakan famili kayu keras tetapi level kepadatannya cukup rendah. Namun demikian, kayu keras dan kayu lunak tetap serbaguna dan dapat digunakan dalam pekerjaan konstruksi atau produk dekoratif.
Apa itu Kayu Keras?
Kayu keras berasal dari pohon dengan daun lebar atau lebih besar, yang daunnya akan gugur setiap tahun saat memasuki musim dingin. Hal tersebut tidak terjadi jika pohon tumbuh di daerah tropis atau daerah yang hanya memiliki dua musim.
Pohon yang menghasilkan kayu keras cenderung tumbuh lebih lambat, sehingga membuat kepadatannya lebih tinggi. Karena kayu keras lebih padat, artinya lebih berat dari kayu lunak. Kepadatan yang tinggi memberikan ketahanan yang lebih baik pada kayu keras terhadap kelembaban setelah mencapai EMC (Equilibrium Moisture Content). Itu sebabnya sebagian besar kayu keras lebih tahan lama dalam kondisi luar ruangan.
Warna kayu keras biasanya lebih gelap. Pori-porinya lebih indah karena warna yang berbeda membawa pola serat yang terlihat pada kayu.
Kayu keras jenis Akasia dipakai untuk papan laci
Apa itu Kayu Lunak?
Kayu lunak berasal dari pohon yang biasanya tetap hijau dengan daun berbentuk jarum. Dan karena tumbuh lebih cepat, kayu lunak umumnya memiliki kepadatan yang lebih rendah. Kayu lunak memiliki warna lebih terang dan lebih ringan. Kayu lunak memiliki ketahanan yang lebih rendah terhadap kelembaban dan serat kayu biasanya lebih lurus.
Kayu lunak biasanya digunakan untuk furniture di dalam ruangan, produk dekorasi, dan penggunaan non struktural lainnya. Selain itu, kayu lapis dan kayu buatan biasanya terbuat dari jenis kayu lunak. Kayu lunak juga dapat dikenali dari bentuk batangnya yang lebih silindris.
Karena lebih padat, umumnya kayu keras lebih sulit diproses baik dengan cara manual atau mesin, tetapi lebih mudah untuk perawatannya. Variasi warnanya bisa lebih banyak dan karena lebih padat, kayu keras memberikan kekuatan tambahan. Harga produk yang dibuat dari jenis kayu keras pada akhirnya lebih mahal daripada produk dari kayu lunak, karena secara keseluruhan pertumbuhannya lebih lama, prosesnya lebih sulit, dan mungkin akan ada biaya tambahan lebih banyak untuk finishing.
Kayu keras: Akasia, Balsa, Beech, Eucalyptus, Mahon, Oak, Poplar, Jati, Walnut
Kayu lunak: Cedar, Juniper, Pinus, Redwood, Spruce
Hardwood dan Softwood pada Furniture
Berdasarkan luas keseluruhan lahan hutan di dunia, letak geografis, di mana daerah subtropis yang memiliki empat musim memiliki area hutan jauh lebih besar daripada daerah tropis, yang berarti produktivitas dan pertumbuhan pohon lebih cepat, jenis kayu lunak digunakan jauh lebih banyak daripada jenis kayu keras.
Selain itu karena karakteristiknya dari sisi kekuatan mekanik, kayu lunak lebih banyak digunakan untuk membuat furniture dalam ruangan (indoor furniture) yang artinya lebih terlindungi dari paparan cuaca ekstrim pancaran sinar matahari secara langsung. Posisi tersebut membuat kayu lunak bisa bertahan lebih lama.
Sedangkan jenis kayu keras lebih banyak digunakan untuk membuat jenis furniture luar ruangan (outdoor) karena daya tahannya terhadap perubahan cuaca. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kayu keras lebih padat, artinya kelembaban udara tidak mudah mempengaruhi perubahan bentuk kayu, maka jenis kayu keras bisa lebih stabil dan kuat.
Bahkan pada jenis indoor furniture tertentu seperti kursi misalnya, bagian rangkanya dipilih menggunakan jenis kayu keras, dan dikombinasi dengan jenis kayu lunak untuk bagian sandaran atau komponen lain yang tidak mempengaruhi struktur kekuatan kursi.
---
Istilah kayu keras dan kayu lunak digunakan untuk mendefinisikan jenis kayu dari pohon berdasarkan reproduksinya. Menariknya, beberapa jenis kayu keras tidak selalu keras, dan memiliki kepadatan lebih rendah daripada kayu lunak.
Kayu Albasia misalnya merupakan famili kayu keras tetapi level kepadatannya cukup rendah. Namun demikian, kayu keras dan kayu lunak tetap serbaguna dan dapat digunakan dalam pekerjaan konstruksi atau produk dekoratif.
Apa itu Kayu Keras?
Kayu keras berasal dari pohon dengan daun lebar atau lebih besar, yang daunnya akan gugur setiap tahun saat memasuki musim dingin. Hal tersebut tidak terjadi jika pohon tumbuh di daerah tropis atau daerah yang hanya memiliki dua musim.
Pohon yang menghasilkan kayu keras cenderung tumbuh lebih lambat, sehingga membuat kepadatannya lebih tinggi. Karena kayu keras lebih padat, artinya lebih berat dari kayu lunak. Kepadatan yang tinggi memberikan ketahanan yang lebih baik pada kayu keras terhadap kelembaban setelah mencapai EMC (Equilibrium Moisture Content). Itu sebabnya sebagian besar kayu keras lebih tahan lama dalam kondisi luar ruangan.
Warna kayu keras biasanya lebih gelap. Pori-porinya lebih indah karena warna yang berbeda membawa pola serat yang terlihat pada kayu.
Kayu keras jenis Akasia dipakai untuk papan laci
Apa itu Kayu Lunak?
Kayu lunak berasal dari pohon yang biasanya tetap hijau dengan daun berbentuk jarum. Dan karena tumbuh lebih cepat, kayu lunak umumnya memiliki kepadatan yang lebih rendah. Kayu lunak memiliki warna lebih terang dan lebih ringan. Kayu lunak memiliki ketahanan yang lebih rendah terhadap kelembaban dan serat kayu biasanya lebih lurus.
Kayu lunak biasanya digunakan untuk furniture di dalam ruangan, produk dekorasi, dan penggunaan non struktural lainnya. Selain itu, kayu lapis dan kayu buatan biasanya terbuat dari jenis kayu lunak. Kayu lunak juga dapat dikenali dari bentuk batangnya yang lebih silindris.
Karena lebih padat, umumnya kayu keras lebih sulit diproses baik dengan cara manual atau mesin, tetapi lebih mudah untuk perawatannya. Variasi warnanya bisa lebih banyak dan karena lebih padat, kayu keras memberikan kekuatan tambahan. Harga produk yang dibuat dari jenis kayu keras pada akhirnya lebih mahal daripada produk dari kayu lunak, karena secara keseluruhan pertumbuhannya lebih lama, prosesnya lebih sulit, dan mungkin akan ada biaya tambahan lebih banyak untuk finishing.
Kayu keras: Akasia, Balsa, Beech, Eucalyptus, Mahon, Oak, Poplar, Jati, Walnut
Kayu lunak: Cedar, Juniper, Pinus, Redwood, Spruce
Baca juga:
Mengenal Jenis Kayu dari Daunnya
Hardwood dan Softwood pada Furniture
Berdasarkan luas keseluruhan lahan hutan di dunia, letak geografis, di mana daerah subtropis yang memiliki empat musim memiliki area hutan jauh lebih besar daripada daerah tropis, yang berarti produktivitas dan pertumbuhan pohon lebih cepat, jenis kayu lunak digunakan jauh lebih banyak daripada jenis kayu keras.
Selain itu karena karakteristiknya dari sisi kekuatan mekanik, kayu lunak lebih banyak digunakan untuk membuat furniture dalam ruangan (indoor furniture) yang artinya lebih terlindungi dari paparan cuaca ekstrim pancaran sinar matahari secara langsung. Posisi tersebut membuat kayu lunak bisa bertahan lebih lama.
Sedangkan jenis kayu keras lebih banyak digunakan untuk membuat jenis furniture luar ruangan (outdoor) karena daya tahannya terhadap perubahan cuaca. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kayu keras lebih padat, artinya kelembaban udara tidak mudah mempengaruhi perubahan bentuk kayu, maka jenis kayu keras bisa lebih stabil dan kuat.
Bahkan pada jenis indoor furniture tertentu seperti kursi misalnya, bagian rangkanya dipilih menggunakan jenis kayu keras, dan dikombinasi dengan jenis kayu lunak untuk bagian sandaran atau komponen lain yang tidak mempengaruhi struktur kekuatan kursi.
---