Kedua bahan ini sama-sama merupakan papan buatan sebagai hasil dari engineered wood, dan memiliki format sama berupa lembaran yang rata dan datar.
Masing-masing bahan memiliki kelebihan, yang sekaligus menjadi kekurangan bahan lainnya.
Apa itu MDF
MDF atau Medium Density Fibreboard merupakan jenis komposit papan buatan yang dibuat dari serbuk kayu yang dicampur dengan bahan perekat, dan ditekan pada suhu panas tertentu. Permukaan MDF sangat halus, warna seragam pada satu permukaan, tetapi tidak ada tekstur sama sekali dan bebas dari mata kayu.
MDF dan kayu lapis
Apa itu Kayu Lapis
Kayu lapis adalah lembaran yang dibuat dengan melapiskan beberapa lembar vinir kayu, disusun secara melintang. Kayu lapis lebih terkesan seperti kayu solid, karena serat kayu dan mata kayunya masih jelas terlihat. Dan karena kayu lapis memang bahan bakunya dari kayu solid.
1. Penampilan
Secara visual, kayu lapis lebih menarik daripada MDF, karena dibuat dari potongan kayu solid atau atau langsung dari kayu gelondongan, dan permukaan kayu lapis cenderung bertekstur. Pada grade atau kelas kayu lapis yang lebih tinggi (kelas A) bahkan memiliki permukaan lebih halus dengan banyak tekstur alami dari serat kayu yang indah. Dan sebaliknya, MDF tidak sama sekali tidak memiliki serat atau corak khusus.
Kayu lapis menang 1-0 dalam hal ini.
2. Variasi Finishing
Karena permukaannya sangat halus dan berpori sangat kecil, MDF sangat baik untuk model finishing yang berwarna yang solid, atau finishing berpigmen yang warnanya menutupi seluruh permukaan. Sedangkan kayu lapis, karena berserat dan lebih berpori, finishing jenis stain atau warna transparan akan lebih cocok, sehingga masih bisa menonjolkan serat dan tekstur permukaan kayu.
Pada perbandingan ini MDF & kayu lapis memiliki bobot yang sama, yaitu 1-1.
3. Kekuatan
Konstruksi dan susunan setiap lembar vinir pada kayu lapis memberikan stabilitas ukuran, artinya kayu lapis lebih tahan lembab, tidak mengembang atau menyusut, atau melengkung saat kelembaban berubah. Bentuk dan kekuatan kayu lapis lebih konsisten.
Selain itu kayu lapis (yang berkualitas tinggi atau kelas A) juga lebih keras dari MDF biasa. Karena ikatan bahan MDF cenderung lebih lemah, sehingga mudah rusak jika tidak ditangani dengan benar atau jika terlalu banyak beban yang diterapkan.
Pada penilaian ini kayu lapis kembali mendapat poin 1 karena lebih tahan lama.
4. Harga
Meskipun harga pada akhirnya tergantung pada ketebalan dan kualitas MDF dan kayu lapis, pada umumnya harga MDF lebih terjangkau daripada kayu lapis untuk ketebalan dan ukuran yang sama.
Harga kayu lapis lebih tinggi karena masih adanya nilai estetika serat kayu.
Jadi pada penilaian harga, MDF mendapat 1 poin tambahan
5. Mudah dikerjakan
Karena lebih lunak dan struktur halus yang seragam, MDF lebih mudah dipotong dengan hasil halus daripada kayu lapis. Dengan kepadatan yang hampir sama pada hampir seluruh bagiannya, MDF tidak mudah pecah atau retak di sepanjang sisi tebalnya saat pengerjaan. Bahkan saat dikerjakan untuk membuat lekukan, profil, sudut tajam, atau takikkan rumit lainnya, akan tetap halus.
Sedangkan kayu lapis pada sisi tebalnya selalu kasar sehingga harus dilakukan pengerjaan tambahan untuk mendapat permukaan sisi tebal yang halus.
MDF mendapatkan nilai 1, karena lebih mudah dikerjakan.
6. Ramah Lingkungan
MDF dan kayu lapis sama-sama dibuat dengan menggunakan bahan tambahan perekat yang mengeluarkan VOC (Volatile Organic Compounds) dan Formaldehyde ke udara, yang diketahui bisa mengiritasi paru-paru dan sistem saraf sehingga kurang baik untuk kesehatan. Namun demikian, terdapat pilihan bahan MDF dan kayu lapis yang bebas Formaldehyde, walaupun harganya lebih mahal.
Tetap saja saat proses pengerjaan, MDF menghasilkan lebih banyak debu dan serbuk gergaji saat dipotong, jadi untuk mengurangi polusi debu, saat mengerjakan bahan MDF harus mengenakan alat pelindung seperti masker dan kacamata.
Kayu Lapis mendapat 1 poin karena lebih ramah lingkungan dan polusi debu lebih sedikit.
7. Serbaguna
MDF lebih sering digunakan untuk bahan pembuatan perabot dan furniture di dalam ruangan. Sedangkan kayu lapis dapat digunakan untuk fungsi yang lebih banyak lagi, termasuk tangga, lantai, atau bingkai. Karena ikatannya yang lebih solid, kayu lapis lebih mudah dilengkungkan, sehingga bisa digunakan untuk model perabot yang lebih bervariasi.
Selain itu kayu lapis juga bisa digunakan untuk pekerjaan di luar ruangan, walaupun tidak seluruhnya. Dan karena MDF cenderung lebih mudah menyerap air, MDF tidak mungkin digunakan untuk pekerjaan di luar ruangan.
Bahan yang lebih serbaguna: Kayu lapis
---
Apa itu MDF
MDF atau Medium Density Fibreboard merupakan jenis komposit papan buatan yang dibuat dari serbuk kayu yang dicampur dengan bahan perekat, dan ditekan pada suhu panas tertentu. Permukaan MDF sangat halus, warna seragam pada satu permukaan, tetapi tidak ada tekstur sama sekali dan bebas dari mata kayu.
MDF dan kayu lapis
Baca juga:
Medium Density Board (MDF)
Apa itu Kayu Lapis
Kayu lapis adalah lembaran yang dibuat dengan melapiskan beberapa lembar vinir kayu, disusun secara melintang. Kayu lapis lebih terkesan seperti kayu solid, karena serat kayu dan mata kayunya masih jelas terlihat. Dan karena kayu lapis memang bahan bakunya dari kayu solid.
1. Penampilan
Secara visual, kayu lapis lebih menarik daripada MDF, karena dibuat dari potongan kayu solid atau atau langsung dari kayu gelondongan, dan permukaan kayu lapis cenderung bertekstur. Pada grade atau kelas kayu lapis yang lebih tinggi (kelas A) bahkan memiliki permukaan lebih halus dengan banyak tekstur alami dari serat kayu yang indah. Dan sebaliknya, MDF tidak sama sekali tidak memiliki serat atau corak khusus.
Kayu lapis menang 1-0 dalam hal ini.
2. Variasi Finishing
Karena permukaannya sangat halus dan berpori sangat kecil, MDF sangat baik untuk model finishing yang berwarna yang solid, atau finishing berpigmen yang warnanya menutupi seluruh permukaan. Sedangkan kayu lapis, karena berserat dan lebih berpori, finishing jenis stain atau warna transparan akan lebih cocok, sehingga masih bisa menonjolkan serat dan tekstur permukaan kayu.
Pada perbandingan ini MDF & kayu lapis memiliki bobot yang sama, yaitu 1-1.
3. Kekuatan
Konstruksi dan susunan setiap lembar vinir pada kayu lapis memberikan stabilitas ukuran, artinya kayu lapis lebih tahan lembab, tidak mengembang atau menyusut, atau melengkung saat kelembaban berubah. Bentuk dan kekuatan kayu lapis lebih konsisten.
Selain itu kayu lapis (yang berkualitas tinggi atau kelas A) juga lebih keras dari MDF biasa. Karena ikatan bahan MDF cenderung lebih lemah, sehingga mudah rusak jika tidak ditangani dengan benar atau jika terlalu banyak beban yang diterapkan.
Pada penilaian ini kayu lapis kembali mendapat poin 1 karena lebih tahan lama.
4. Harga
Meskipun harga pada akhirnya tergantung pada ketebalan dan kualitas MDF dan kayu lapis, pada umumnya harga MDF lebih terjangkau daripada kayu lapis untuk ketebalan dan ukuran yang sama.
Harga kayu lapis lebih tinggi karena masih adanya nilai estetika serat kayu.
Jadi pada penilaian harga, MDF mendapat 1 poin tambahan
5. Mudah dikerjakan
Karena lebih lunak dan struktur halus yang seragam, MDF lebih mudah dipotong dengan hasil halus daripada kayu lapis. Dengan kepadatan yang hampir sama pada hampir seluruh bagiannya, MDF tidak mudah pecah atau retak di sepanjang sisi tebalnya saat pengerjaan. Bahkan saat dikerjakan untuk membuat lekukan, profil, sudut tajam, atau takikkan rumit lainnya, akan tetap halus.
Sedangkan kayu lapis pada sisi tebalnya selalu kasar sehingga harus dilakukan pengerjaan tambahan untuk mendapat permukaan sisi tebal yang halus.
MDF mendapatkan nilai 1, karena lebih mudah dikerjakan.
6. Ramah Lingkungan
MDF dan kayu lapis sama-sama dibuat dengan menggunakan bahan tambahan perekat yang mengeluarkan VOC (Volatile Organic Compounds) dan Formaldehyde ke udara, yang diketahui bisa mengiritasi paru-paru dan sistem saraf sehingga kurang baik untuk kesehatan. Namun demikian, terdapat pilihan bahan MDF dan kayu lapis yang bebas Formaldehyde, walaupun harganya lebih mahal.
Tetap saja saat proses pengerjaan, MDF menghasilkan lebih banyak debu dan serbuk gergaji saat dipotong, jadi untuk mengurangi polusi debu, saat mengerjakan bahan MDF harus mengenakan alat pelindung seperti masker dan kacamata.
Kayu Lapis mendapat 1 poin karena lebih ramah lingkungan dan polusi debu lebih sedikit.
7. Serbaguna
MDF lebih sering digunakan untuk bahan pembuatan perabot dan furniture di dalam ruangan. Sedangkan kayu lapis dapat digunakan untuk fungsi yang lebih banyak lagi, termasuk tangga, lantai, atau bingkai. Karena ikatannya yang lebih solid, kayu lapis lebih mudah dilengkungkan, sehingga bisa digunakan untuk model perabot yang lebih bervariasi.
Selain itu kayu lapis juga bisa digunakan untuk pekerjaan di luar ruangan, walaupun tidak seluruhnya. Dan karena MDF cenderung lebih mudah menyerap air, MDF tidak mungkin digunakan untuk pekerjaan di luar ruangan.
Bahan yang lebih serbaguna: Kayu lapis
Perbandingan | MDF | Kayu lapis |
---|---|---|
1. Penampilan | 0 | 1 |
2. Variasi Finishing | 1 | 1 |
3. Kekuatan | 0 | 1 |
4. Harga | 1 | 0 |
5. Mudah dikerjakan | 1 | 0 |
6. Ramah Lingkungan | 0 | 1 |
7. Serbaguna | 0 | 1 |
---