Sejak awal tahun 2022, kami mengamati perkembangan desain dan tren industri furnitur kayu terutama perabot kursi, termasuk kursi makan, kursi sofa untuk teras, hingga kursi konter untuk meja island dapur. Dari hasil pengamatan tersebut kami menyusun beberapa desain kursi yang baru maupun desain lama yang diperbarui yang membuat kami sangat terkesan baik dari segi desain maupun dari segi teknis pembuatannya.
Kami harapkan kumpulan desain menarik tersebut bisa memberi pencerahan saat Anda mempersiapkan proposal produk baru untuk pembeli atau menjadi ide baru untuk koleksi furnitur di rumah.
1. Konvergence Chair
Kursi ini didesain oleh Emmanual Hugnot, seorang desainer dari Perancis. Yang mengesankan dari kursi ini adalah terobosan struktur kursi dengan adanya sebuah bagian tengah yang menghubungkan 8 potong kayu. Sebuah kursi santai yang biasanya memiliki empat kaki yang tersusun sejajar, desainer ini menyusun 8 potong kayu tersebut pada satu bagian tengah sehingga membentuk 4 kaki dan 4 bagian lainnya untuk sandaran dan dudukan kursi.
Yang lebih menarik lagi adalah bahwa bagian tengah tersebut didesain dan dicetak dengan mesin cetak 3D. Tidak disebutkan secara pasti bahan yang digunakan untuk cetakan 3D tersebut. Tetapi tentunya jika kursi ini akan diproduksi secara massal, maka harus menggunakan bahan logam atau bahan keras lainnya.
Struktur tengah kursi Konvergence
What We Like
- Struktur kursi baru & unik
- Komponen kayu sangat efisien untuk produksi massal karena ukuran sama
- Sistem knock-down, kursi bisa dilepas dan pasang kembali
What We Wish
- Bisa diperkuat pada bagian koneksi antara kayu dan bagian tengah
2. Nordic Chair with Armrests
Jajaran kursi berangka kayu solid dari Migliohome ini terlihat sangat nyaman untuk diduduki. Terlihat dari kepadatan busa dan kualitas bahan pembungkus bantalan yang lembut dan kuat.
Susunan komponen dan strukturnya juga didesain dengan hati-hati, sehingga tidak terlihat sudut yang tajam. Kami senang dengan ide pada rangka kursi ini yang dihubungkan secara menyilang. Terkesan seluruh beban terpusat pada titik sambungan sehingga meyakinkan pengguna bahwa kursi sofa ini sangat kuat.
Bagian sandaran tangan terlihat sebagai satu bagian dengan bagian struktur di belakang sandaran kursi, dan konstruksi sambungan finger-jointnya diletakkan sedemikian teliti sehingga tersembunyi tetapi tetap kuat sebagai bagian dari struktur kursi.
Wood Chairs with Armrests/Migliohome
What We Like
- Ergonomis dan variasi bahan pembungkus bantalan busa
- Komposisi warna & bahan kayu seimbang dengan dimensi kursi
- Kualitas finishing menonjolkan keindahan serat kayu
What We Wish
- Tidak ada
3. Cross Chair
Rangka kursi ini dibuat dari kayu solid Oak (bersertifikat FSC), sementara dudukan dan sandarannya terbuat dari kayu lapis (beberapa lembar vinir) yang dicetak melengkung. Konstruksinya dibuat secara lepasan (knock-down) sehingga bisa menghemat biaya logistik.
Produk dari TAKT ini memperoleh penghargaan emas pada Desain Award di Jerman tahun 2021.
Modelnya sangat sederhana dengan bentuk kaki berpenampang bulat, tetapi terlihat sangat kokoh dan mengesankan desain minimalis yang moderen. Dengan bentuk yang agak melengkung pada dudukannya, kursi ini sangat nyaman untuk digunakan.
Cross Chair/TAKT
What We Like
- Sistem knock-down & solusi pengepakkan yang cerdas
- Ukuran komponen terlihat sangat diperhitungkan dengan matang secara mekanis dan estetika
- Kualitas finishing menonjolkan keindahan serat kayu
- Stackable! Bisa disusun hingga 6 kursi
What We Wish
- Kami berharap sekrup yang menghubungkan sandaran bisa dibuat lebih tersembunyi
4. ÕRU Chair
Kursi kayu ini menurut desainernya terinspirasi oleh desain era tahun 70 an dan juga oleh selera budaya tertentu dari Jepang. Modelnya sangat sederhana dengan tiga kaki kursi yang berukuran lebar, tetapi detil pingulan dan sudut potong yang agak meruncing pada ujung kaki membuat desain kursi ini terlihat sangat istimewa.
Selain karena desain-desain ini terlihat cerdas dan berkualitas tinggi, para desainernya tidak meninggalkan aspek ergonomis dan ramah lingkungan dalam hal penggunaan jenis bahannya.
Kami agak meragukan tentang kekuatan sambungan sandaran kursi yang sangat melengkung dengan kaki belakangnya. Terlihat agak riskan dan tidak terlalu kuat. Pada versi kursi dengan sandaran tangan terlihat lebih baik karena terhubung dengan kaki depannya.
Kursi ÕRU tanpa sandaran tangan/AndreuWorld
Kursi ini didesain oleh Patricia Urquiola, seorang arsitek dari Italia. Tidak terdapat informasi tentang strukturnya, tapi kami pikir kursi ini dibuat fixed atau tidak lepasan (knock-down).
What We Like
- Desain sederhana tanpa banyak detil atau komponen
- Konstruksi sambungan tersembunyi, tidak terlihat sekrup atau hardware lainnya
- Kualitas finishing dan detil pengerjaan haus dan bentuk komponen yang bergaya Jepang
What We Wish
- Tidak ada
5. Daisy Doo Chair
Kursi ini didesain oleh Laurel Harrington, desain kursi yang memiliki bentuk yang unik seperti kelopak bunga pada sandaran kursi dan terlihat kokoh dan kuat. Bagian sandaran tetap dibuat ergonomis untuk menjaga kenyamanan saat duduk, dan bidang besar yang memungkinkan untuk menonjolkan keindahan serat kayu.
Pada websitenya di Honeydudley, terdapat berbagai varian warna finishing hitam, putih dan warna kayu. Termasuk juga variasi warna dan bahan pada bantalan untuk dudukan kursi.
Daisy Doo chair dari Honeydudley
What We Like
- Desain unik dan tidak terdapat sudut tajam
- Bagian sandaran lebar sehingga bisa menonjolkan keindahan serat kayu
What We Wish
- Kursi terkesan agak berat pada bagian sandaran, mungkin bisa memakai bahan yang lebih tipis
6. J39 Mogensen Chair
Desain kursi ini sebenarnya diperkenalkan pertama kali pada tahun 1947 oleh Børge Mogensen, seorang desainer dari Denmark. Kursi ini dibuat dari kayu solid dengan kursi anyaman tangan yang terbuat dari kertas yang dipelintir sehingga membentuk serupa tali. Ciri khas kursi ini selain modelnya yang lembut dengan kaki bundar, adalah anyaman pada dudukannya yang membentuk pola segitiga.
Dan untuk memperingati 75 tahun sejak peluncurannya, Fredericia sebagai pemegang lisensi tahun ini meluncurkan varian baru yang menggunakan bahan anyaman rumput teki yang dibudidayakan di Asia Tenggara sebagai anyaman untuk dudukan.
Kursi J39 Mogensen terbaru
What We Like
- Model klasik, simple dan halus tetapi tetap sesuai dengan tren moderen
- Menggunakan bahan anyaman dari rumput teki yang ramah lingkungan
- Sistem knock-down, kursi bisa dilepas dan pasang kembali
What We Wish
- Kaki depan bagian atas yang bisa diperpendek
7. Sofa Plyback
Nama kursi sofa ini sepertinya diadopsi dari bahan utama yang digunakan pada bagian sandarannya. Menggunakan bahan bent-plywood, yaitu bahan yang terbuat dari lapisan beberapa lembar vinir kayu yang dibentuk sesuai dengan lengkungan yang diinginkan. Selain itu juga terdapat bagian sandaran juga menggunakan bent-plywood.
Produk ini dirancang oleh Elmet Treier, seorang desainer produk di Tarmeko yang menyukai furnitur dan bahan kayu. Hampir semua koleksi desainnya menggunakan bahan kayu.
Sedangkan struktur rangkanya menggunakan sebatang bahan pipa baja yang dibentuk mengikuti lengkungan kaki dan sandaran tangan.
Sofa Plyback 2 seaters & 1 seater dari Tarmeko
What We Like
- Desain sederhana tetapi tetap memperhitungkan struktur kursi untuk menahan beban
- Kursi berteknologi tinggi, membuat bent-plywood dan rangka besi baja melengkung membutuhkan teknis tinggi dan peralatan moderen
- Sebagai kursi sofa, sangat nyaman dengan posisi sandaran punggung yang lebih tinggi
What We Wish
- Jika ukuran lebar sofa diperpendek, mungkin akan lebih stabil tapi tetap nyaman untuk 2 orang
8. Kangaroo Chair
Pada awalnya kursi ini disebut 'Kursi Kangourou', didesain oleh Pierre Jeanneret sekitar tahun 1955. Kursi santai dari kayu solid dengan fitur anyaman rotan pada bagian dudukan dan sandaran punggung ini begitu populer pada masanya, dan beberapa tahun terkahir sejak pandemi, desain kursi ini kembali populer dan mulai tersedia berbagai pilihan dan varian, tapi tetap menjaga bentuk aslinya yang seperti huruf 'Z' pada posisi horisontal yang simetris.
Beberapa produsen mengganti bahan rotan alami dengan bahan sintetis (wicker) atau bahkan menggantikannya dengan bahan seperti tali dengan model anyaman yang berbeda untuk penggunaan di luar ruangan. Kebanyakan diproduksi menggunakan bahan kayu solid jati untuk rangkanya, karena dengan kayu Jati tidak permu menggunakan bahan finishing. Dan untuk memperoleh produk yang sama dengan harga yang lebih terjangkau, beberapa produsen mengganti jenis kayunya dengan bahan lain misalnya kayu Mahoni, kayu Sungkai, atau kayu Akasia.
Desain awal 'Kangourou Chair' dari Pierre Jeanneret
Arah serat kayu sejajar dengan dudukan
Pada komponen dudukan, sepertinya bisa lebih baik untuk menjaga kekuatan kursi dengan cara mengatur arah serat kayu sejajar dengan bagian dudukan sehingga risiko pecah atau retak pada ujung tidak akan melemahkan konstruksi antara papan samping dudukan dengan kaki depan.
What We Like
- Kombinasi sempurna antara bahan kayu solid dan rotan alami
- Kursi terlihat sangat kuat dan kokoh dengan komponen yang tebal dan lebar
What We Wish
- Agak berat, tidak mudah untuk dipindahkan
- Kurang nyaman saat didudukki, kecuali jika ditambahkan bantalan busa tipis
Kami harapkan kumpulan desain menarik tersebut bisa memberi pencerahan saat Anda mempersiapkan proposal produk baru untuk pembeli atau menjadi ide baru untuk koleksi furnitur di rumah.
1. Konvergence Chair
Kursi ini didesain oleh Emmanual Hugnot, seorang desainer dari Perancis. Yang mengesankan dari kursi ini adalah terobosan struktur kursi dengan adanya sebuah bagian tengah yang menghubungkan 8 potong kayu. Sebuah kursi santai yang biasanya memiliki empat kaki yang tersusun sejajar, desainer ini menyusun 8 potong kayu tersebut pada satu bagian tengah sehingga membentuk 4 kaki dan 4 bagian lainnya untuk sandaran dan dudukan kursi.
Yang lebih menarik lagi adalah bahwa bagian tengah tersebut didesain dan dicetak dengan mesin cetak 3D. Tidak disebutkan secara pasti bahan yang digunakan untuk cetakan 3D tersebut. Tetapi tentunya jika kursi ini akan diproduksi secara massal, maka harus menggunakan bahan logam atau bahan keras lainnya.
Struktur tengah kursi Konvergence
What We Like
- Struktur kursi baru & unik
- Komponen kayu sangat efisien untuk produksi massal karena ukuran sama
- Sistem knock-down, kursi bisa dilepas dan pasang kembali
What We Wish
- Bisa diperkuat pada bagian koneksi antara kayu dan bagian tengah
2. Nordic Chair with Armrests
Jajaran kursi berangka kayu solid dari Migliohome ini terlihat sangat nyaman untuk diduduki. Terlihat dari kepadatan busa dan kualitas bahan pembungkus bantalan yang lembut dan kuat.
Susunan komponen dan strukturnya juga didesain dengan hati-hati, sehingga tidak terlihat sudut yang tajam. Kami senang dengan ide pada rangka kursi ini yang dihubungkan secara menyilang. Terkesan seluruh beban terpusat pada titik sambungan sehingga meyakinkan pengguna bahwa kursi sofa ini sangat kuat.
Bagian sandaran tangan terlihat sebagai satu bagian dengan bagian struktur di belakang sandaran kursi, dan konstruksi sambungan finger-jointnya diletakkan sedemikian teliti sehingga tersembunyi tetapi tetap kuat sebagai bagian dari struktur kursi.
Wood Chairs with Armrests/Migliohome
What We Like
- Ergonomis dan variasi bahan pembungkus bantalan busa
- Komposisi warna & bahan kayu seimbang dengan dimensi kursi
- Kualitas finishing menonjolkan keindahan serat kayu
What We Wish
- Tidak ada
3. Cross Chair
Rangka kursi ini dibuat dari kayu solid Oak (bersertifikat FSC), sementara dudukan dan sandarannya terbuat dari kayu lapis (beberapa lembar vinir) yang dicetak melengkung. Konstruksinya dibuat secara lepasan (knock-down) sehingga bisa menghemat biaya logistik.
Produk dari TAKT ini memperoleh penghargaan emas pada Desain Award di Jerman tahun 2021.
Modelnya sangat sederhana dengan bentuk kaki berpenampang bulat, tetapi terlihat sangat kokoh dan mengesankan desain minimalis yang moderen. Dengan bentuk yang agak melengkung pada dudukannya, kursi ini sangat nyaman untuk digunakan.
Cross Chair/TAKT
What We Like
- Sistem knock-down & solusi pengepakkan yang cerdas
- Ukuran komponen terlihat sangat diperhitungkan dengan matang secara mekanis dan estetika
- Kualitas finishing menonjolkan keindahan serat kayu
- Stackable! Bisa disusun hingga 6 kursi
What We Wish
- Kami berharap sekrup yang menghubungkan sandaran bisa dibuat lebih tersembunyi
4. ÕRU Chair
Kursi kayu ini menurut desainernya terinspirasi oleh desain era tahun 70 an dan juga oleh selera budaya tertentu dari Jepang. Modelnya sangat sederhana dengan tiga kaki kursi yang berukuran lebar, tetapi detil pingulan dan sudut potong yang agak meruncing pada ujung kaki membuat desain kursi ini terlihat sangat istimewa.
Selain karena desain-desain ini terlihat cerdas dan berkualitas tinggi, para desainernya tidak meninggalkan aspek ergonomis dan ramah lingkungan dalam hal penggunaan jenis bahannya.
Kami agak meragukan tentang kekuatan sambungan sandaran kursi yang sangat melengkung dengan kaki belakangnya. Terlihat agak riskan dan tidak terlalu kuat. Pada versi kursi dengan sandaran tangan terlihat lebih baik karena terhubung dengan kaki depannya.
Kursi ÕRU tanpa sandaran tangan/AndreuWorld
Kursi ini didesain oleh Patricia Urquiola, seorang arsitek dari Italia. Tidak terdapat informasi tentang strukturnya, tapi kami pikir kursi ini dibuat fixed atau tidak lepasan (knock-down).
What We Like
- Desain sederhana tanpa banyak detil atau komponen
- Konstruksi sambungan tersembunyi, tidak terlihat sekrup atau hardware lainnya
- Kualitas finishing dan detil pengerjaan haus dan bentuk komponen yang bergaya Jepang
What We Wish
- Tidak ada
5. Daisy Doo Chair
Kursi ini didesain oleh Laurel Harrington, desain kursi yang memiliki bentuk yang unik seperti kelopak bunga pada sandaran kursi dan terlihat kokoh dan kuat. Bagian sandaran tetap dibuat ergonomis untuk menjaga kenyamanan saat duduk, dan bidang besar yang memungkinkan untuk menonjolkan keindahan serat kayu.
Pada websitenya di Honeydudley, terdapat berbagai varian warna finishing hitam, putih dan warna kayu. Termasuk juga variasi warna dan bahan pada bantalan untuk dudukan kursi.
Daisy Doo chair dari Honeydudley
What We Like
- Desain unik dan tidak terdapat sudut tajam
- Bagian sandaran lebar sehingga bisa menonjolkan keindahan serat kayu
What We Wish
- Kursi terkesan agak berat pada bagian sandaran, mungkin bisa memakai bahan yang lebih tipis
6. J39 Mogensen Chair
Desain kursi ini sebenarnya diperkenalkan pertama kali pada tahun 1947 oleh Børge Mogensen, seorang desainer dari Denmark. Kursi ini dibuat dari kayu solid dengan kursi anyaman tangan yang terbuat dari kertas yang dipelintir sehingga membentuk serupa tali. Ciri khas kursi ini selain modelnya yang lembut dengan kaki bundar, adalah anyaman pada dudukannya yang membentuk pola segitiga.
Dan untuk memperingati 75 tahun sejak peluncurannya, Fredericia sebagai pemegang lisensi tahun ini meluncurkan varian baru yang menggunakan bahan anyaman rumput teki yang dibudidayakan di Asia Tenggara sebagai anyaman untuk dudukan.
Kursi J39 Mogensen terbaru
What We Like
- Model klasik, simple dan halus tetapi tetap sesuai dengan tren moderen
- Menggunakan bahan anyaman dari rumput teki yang ramah lingkungan
- Sistem knock-down, kursi bisa dilepas dan pasang kembali
What We Wish
- Kaki depan bagian atas yang bisa diperpendek
7. Sofa Plyback
Nama kursi sofa ini sepertinya diadopsi dari bahan utama yang digunakan pada bagian sandarannya. Menggunakan bahan bent-plywood, yaitu bahan yang terbuat dari lapisan beberapa lembar vinir kayu yang dibentuk sesuai dengan lengkungan yang diinginkan. Selain itu juga terdapat bagian sandaran juga menggunakan bent-plywood.
Produk ini dirancang oleh Elmet Treier, seorang desainer produk di Tarmeko yang menyukai furnitur dan bahan kayu. Hampir semua koleksi desainnya menggunakan bahan kayu.
Sedangkan struktur rangkanya menggunakan sebatang bahan pipa baja yang dibentuk mengikuti lengkungan kaki dan sandaran tangan.
Sofa Plyback 2 seaters & 1 seater dari Tarmeko
What We Like
- Desain sederhana tetapi tetap memperhitungkan struktur kursi untuk menahan beban
- Kursi berteknologi tinggi, membuat bent-plywood dan rangka besi baja melengkung membutuhkan teknis tinggi dan peralatan moderen
- Sebagai kursi sofa, sangat nyaman dengan posisi sandaran punggung yang lebih tinggi
What We Wish
- Jika ukuran lebar sofa diperpendek, mungkin akan lebih stabil tapi tetap nyaman untuk 2 orang
8. Kangaroo Chair
Pada awalnya kursi ini disebut 'Kursi Kangourou', didesain oleh Pierre Jeanneret sekitar tahun 1955. Kursi santai dari kayu solid dengan fitur anyaman rotan pada bagian dudukan dan sandaran punggung ini begitu populer pada masanya, dan beberapa tahun terkahir sejak pandemi, desain kursi ini kembali populer dan mulai tersedia berbagai pilihan dan varian, tapi tetap menjaga bentuk aslinya yang seperti huruf 'Z' pada posisi horisontal yang simetris.
Beberapa produsen mengganti bahan rotan alami dengan bahan sintetis (wicker) atau bahkan menggantikannya dengan bahan seperti tali dengan model anyaman yang berbeda untuk penggunaan di luar ruangan. Kebanyakan diproduksi menggunakan bahan kayu solid jati untuk rangkanya, karena dengan kayu Jati tidak permu menggunakan bahan finishing. Dan untuk memperoleh produk yang sama dengan harga yang lebih terjangkau, beberapa produsen mengganti jenis kayunya dengan bahan lain misalnya kayu Mahoni, kayu Sungkai, atau kayu Akasia.
Desain awal 'Kangourou Chair' dari Pierre Jeanneret
Arah serat kayu sejajar dengan dudukan
Pada komponen dudukan, sepertinya bisa lebih baik untuk menjaga kekuatan kursi dengan cara mengatur arah serat kayu sejajar dengan bagian dudukan sehingga risiko pecah atau retak pada ujung tidak akan melemahkan konstruksi antara papan samping dudukan dengan kaki depan.
What We Like
- Kombinasi sempurna antara bahan kayu solid dan rotan alami
- Kursi terlihat sangat kuat dan kokoh dengan komponen yang tebal dan lebar
What We Wish
- Agak berat, tidak mudah untuk dipindahkan
- Kurang nyaman saat didudukki, kecuali jika ditambahkan bantalan busa tipis