Karbonisasi bambu adalah sebuah proses memanaskan bilah bambu pada suhu yang tinggi sehingga warna bambu menjadi kecoklatan seperti 'karamel'. Tujuannya adalah agar bambu berwarna lebih gelap dan lebih seragam.
Pewarnaan tersebut bisa saja dilakukan dengan mengoleskan bahan pewarna atau stain, tetapi dengan proses karbonisasi, warna karamel tersebut akan terjadi pada seluruh serat bambu sehingga walaupun bambu diamplas, bagian agak dalam akan tetap berwarna sama.
Proses ini tidak melibatkan bahan kimia apapun, bahkan sebaliknya, bahwa warna bambu dari hasil proses karbonisasi dicapai dengan teknis pemanasan tinggi yang tidak beracun.
Bahan baku bambu sebelum dibelah
Karbonisasi Adalah Tentang Warna, Bukan Kekerasan
Iya, kata "karbon" menyiratkan kekerasan dan keawetan, karena termasuk salah satu teknologi yang digunakan untuk membuat badan pesawat terbang. Tapi dalam hal ini, karbonisasi sama sekali tidak ada hubungannya dengan kekerasan.
Karbonisasi dilakukan untuk memberi bambu warna yang lebih dalam, lebih kaya, dan lebih gelap, seperti proses pewarnaan kayu, tapi tanpa bahan pelapis kimia.
Dikukus, Bukan Diwarnai
Jika melakukan proses finishing atau pewarnaan, kita melapiskan bahan kimia atau pewarna pada 'permukaan' bambu. Dan kalaupun ada sebagian bahan yang meresap, tetapi tidak terlalu dalam.
Tetapi karbonisasi bambu bahkan lebih internal, yaitu mengubah bahan itu sendiri. Sama sekali tidak ada pigmen yang ditorehkan. Ini adalah metode pemanasan yang intensif (mengukus atau merebus) yang bekerja secara mendalam pada kandungan "gula" di dalam bambu.
Hampir mirip dengan proses membuat karamel dari gula. Dengan pemanasan tertentu, gula putih akan berubah menjadi kecoklatan. Jika panas yang diberikan sedikit, gula akan berwarna coklat madu yang terang. Dan jika panas diberikan lebih banyak, maka gula akan berubah coklat tua. Terlebih lagi, jika panas terlalu tinggi akan mengubah gula menjadi berwarna hitam—karbon.
Seorang pekerja sedang mengeluarkan bilah bambu dari ruang vakum karbonisasi
Bambu Menjadi Lebih Lunak, Kurang Tahan Lama
Bambu yang mengalami proses karbonisasi akan menjadi lebih lunak sekitar sepertiga dari kekerasan bambu awal. Oleh karena itulah bambu yang dikarbonisasi akan lebih lemah, lebih rapuh, dan lebih mudah menyerap air, sehingga ukurannya kurang stabil.
Karena bambu menjadi lebih lunak, bambu yang dikarbonisasi biasanya digunakan untuk membuat produk yang tidak memerlukan kekerasan dan konstruksi yang besar. Produk parket lantai misalnya, akan menggunakan bambu yang dikarbonisasi untuk menghindari penggunaan bahan kimia.
Pewarnaan tersebut bisa saja dilakukan dengan mengoleskan bahan pewarna atau stain, tetapi dengan proses karbonisasi, warna karamel tersebut akan terjadi pada seluruh serat bambu sehingga walaupun bambu diamplas, bagian agak dalam akan tetap berwarna sama.
Proses ini tidak melibatkan bahan kimia apapun, bahkan sebaliknya, bahwa warna bambu dari hasil proses karbonisasi dicapai dengan teknis pemanasan tinggi yang tidak beracun.
Bahan baku bambu sebelum dibelah
Karbonisasi Adalah Tentang Warna, Bukan Kekerasan
Iya, kata "karbon" menyiratkan kekerasan dan keawetan, karena termasuk salah satu teknologi yang digunakan untuk membuat badan pesawat terbang. Tapi dalam hal ini, karbonisasi sama sekali tidak ada hubungannya dengan kekerasan.
Karbonisasi dilakukan untuk memberi bambu warna yang lebih dalam, lebih kaya, dan lebih gelap, seperti proses pewarnaan kayu, tapi tanpa bahan pelapis kimia.
Did You Know? Bambu sebenarnya termasuk di dalam rumpun tanaman rumput atau Poaceae
Dikukus, Bukan Diwarnai
Jika melakukan proses finishing atau pewarnaan, kita melapiskan bahan kimia atau pewarna pada 'permukaan' bambu. Dan kalaupun ada sebagian bahan yang meresap, tetapi tidak terlalu dalam.
Tetapi karbonisasi bambu bahkan lebih internal, yaitu mengubah bahan itu sendiri. Sama sekali tidak ada pigmen yang ditorehkan. Ini adalah metode pemanasan yang intensif (mengukus atau merebus) yang bekerja secara mendalam pada kandungan "gula" di dalam bambu.
Hampir mirip dengan proses membuat karamel dari gula. Dengan pemanasan tertentu, gula putih akan berubah menjadi kecoklatan. Jika panas yang diberikan sedikit, gula akan berwarna coklat madu yang terang. Dan jika panas diberikan lebih banyak, maka gula akan berubah coklat tua. Terlebih lagi, jika panas terlalu tinggi akan mengubah gula menjadi berwarna hitam—karbon.
Seorang pekerja sedang mengeluarkan bilah bambu dari ruang vakum karbonisasi
Bambu Menjadi Lebih Lunak, Kurang Tahan Lama
Bambu yang mengalami proses karbonisasi akan menjadi lebih lunak sekitar sepertiga dari kekerasan bambu awal. Oleh karena itulah bambu yang dikarbonisasi akan lebih lemah, lebih rapuh, dan lebih mudah menyerap air, sehingga ukurannya kurang stabil.
Karena bambu menjadi lebih lunak, bambu yang dikarbonisasi biasanya digunakan untuk membuat produk yang tidak memerlukan kekerasan dan konstruksi yang besar. Produk parket lantai misalnya, akan menggunakan bambu yang dikarbonisasi untuk menghindari penggunaan bahan kimia.
Tags
NonWood