Vietnam telah berhasil mengambil alih posisi Tiongkok sebagai eksportir furniture terbesar ke Amerika Serikat secara mengejutkan di tahun 2020. Pergeseran tersebut terjadi dalam 2,5 tahun terakhir sejak pertengahan 2018 ketika AS memberlakukan tarif setinggi 25% untuk semua produk kategori furniture dari Tiongkok.
Hal tersebut mendorong para importir untuk memindahkan order mereka keluar dari Tiongkok dan mencari alternatif di negara Asia lainnya. Bahkan beberapa produsen telah memindahkan pabrik mereka dari Tiongkok ke beberapa negara Asia Tenggara, terutama Vietnam.
Di tahun 2020, Vietnam telah mengekspor produk furniture ke AS senilai 7.4 miliar dolar Amerika, dibandingkan Tiongkok senilai 7.33 miliar dolar Amerika menurut data majalah Furniture Today. Dan setiap tahunnya, semenjak 2018, ekspor furniture dari Vietnam ke AS melonjak dua digit, dan ekspor dari Tiongkok ke AS turun dua digit.
Selain itu, grafik ekspor Vietnam ke AS secara keseluruhan semakin melonjak setiap tahunnya. Hingga akhir bulan Mei 2021, export furniture dari Vietnam sudah mencapai 6.42 miliar dolar Amerika, melonjak sebesar 42% dibandingkan tahun 2020 pada periode yang sama.
Saat ini, volume ekspor Vietnam hanya mencukupi 9% dari pasar furniture global, artinya masih terdapat banyak sekali segmen pasar terbuka untuk Indonesia. Hanya saja, bagaimana produsen Indonesia musti bersaing dengan Vietnam secara khusus? Atau terdapat segmen produk yang berbeda antara Indonesia dan Vietnam?v
Menurut pengamatan kami, bahwa biaya produksi dan kapasitas produksi di Indonesia masih kalah bersaing dengan Vietnam. Efisiensi produksi yang tinggi, keterbukaan dan kemudahan berinvestasi di Vietnam yang membuat para retailer tertarik untuk impor furniture dari negeri paman Ho.
Selain itu, para konsumen dari AS tentu saja memiliki penilaian mereka sendiri pada saat memutuskan untuk impor furniture dari negara-negara di Asia Tenggara.