Dalam beberapa waktu yang lalu, kami mendapat kesempatan untuk bisa mengunjungi sebuah pabrik pensil yang sebagian besar produknya untuk ekspor dan hanya sekitar 10% untuk pasar lokal. Ekspor tersebut sebagian besar ke negara Amerika dan Brasil.
Banyak hal yang bisa dipelajari dari kunjungan tersebut. Selain tentang detail proses pembuatan pensil, kami juga mendapatkan pengetahuan tentang aturan-aturan ekspor pensil yang diberlakukan oleh negara pengimpor tersebut.
Memasuki area produksi pabrik kami melihat bahwa para pekerja dan manajernya sangat memperhatikan kebersihan dan kerapian bangunan. Terbukti dengan adanya susunan barang yang teratur dan arus distribusi barang yang jelas. Walaupun pensil adalah sebuah produk yang kelihatannya sederhana, namun ternyata membutuhkan proses yang rumit dan butuh ketelitian yang tinggi.
Terdapat 9 proses penting dalam produksi pensil, berikut urutannya:
1. Persiapan lembaran-lembaran kayu solid setebal 4mm (ukuran standar). Atau tergantung pada diameter pensil ukuran jadi, lebih besar diameter tentu lebih tebal pula lembaran kayu yang disiapkan.
Panjang kayu disesuaikan panjang pensil, dengan sedikit kelebihan untuk pemotongan ukuran jadi, dan lebar kayu disesuaikan dengan jumlah pensil yang ingin dibuat. Di pabrik ini mereka membelah menjadi sekitar 8-9 batang pensil per lembar.
2. Lembaran-lembaran kayu tersebut kemudian dibuat alur searah serat dan ukuran grafitnya (grafit: isi pensil yang berfungsi membuat tanda tulisan) dengan mesin khusus.
3. Setelah selesai dialur, batang-batang grafit disusun dan dilapiskan lem khusus kayu untuk menempelkan lembaran kayu. Proses perakitan ini ditunggu hingga 8 jam hingga lem benar-benar kering.
4. Dengan mesin khusus juga, hasil rakitan pensil dibelah menjadi batang pensil. Hasilnya sangat bagus dan cepat. Kerusakan terjadi pada permukaan pensil akan tetapi sangat sedikit.
5. Pensil-pensil tersebut kemudian dihaluskan dan diolesi bahan cat dasar. Proses penghalusan tersebut sangat menarik, karena ratusan batang pensil disusun sejajar dan diletakkan ke dalam sebuah lingkaran elastis yang digerakkan dengan mesin sedemikian rupa sehingga seluruh batang pensil saling bergesekan satu sama lainnya. Gesekan-gesekan tersebut membaut permukaan batang pensil menjadi halus.
6. Kemudian mulailah proses finishing, yang sesuai dengan pengamatan kami terdapat minimal 4 cara dan model finishing untuk pensil. Ada prose cat biasa untuk pensil dengan motif sederhana, ada model seperti stiker (sudah ada gambar tercetak) yang direkatkan dengan cara 'heating', ada model seperti perekatan glitter, dan terdapat juga cara cat dengan sistem perendaman.
Semua proses tersebut tergantung jenis gambar dan permukaan yang diinginkan oleh desainer pensil.
7. Setelah finishing, pensil mulai dipotong sesuai dengan panjangnya. Dan pada saat yang sama beberapa aksesoris misalnya karet penghapus atau hiasan karakter juga dirakit.
8. Kode produksi. Dilakukan dengan mesin cetak, dan beberapa jenis pensil lainnya sudah tercantum pada bahan pakingnya. Akhir-akhir ini sangat diperlukan dan menjadi aturan ketat untuk membuat kode produksi sesuai prosedur, terutama untuk mengetahui asal-usul kayu yang digunakan.
9. Packaging. Hanya manual tanpa bantuan mesin.
Keseluruhan kunjungan benar-benar mengesankan dan sebuah pengalaman yang sangat baik untuk diketahui. Terutama mengetahui bahwa pabrik pensil juga perlu memiliki sertifikat FSC, karena sebagian besar materialnya terbuat dari kayu.
Banyak hal yang bisa dipelajari dari kunjungan tersebut. Selain tentang detail proses pembuatan pensil, kami juga mendapatkan pengetahuan tentang aturan-aturan ekspor pensil yang diberlakukan oleh negara pengimpor tersebut.
Memasuki area produksi pabrik kami melihat bahwa para pekerja dan manajernya sangat memperhatikan kebersihan dan kerapian bangunan. Terbukti dengan adanya susunan barang yang teratur dan arus distribusi barang yang jelas. Walaupun pensil adalah sebuah produk yang kelihatannya sederhana, namun ternyata membutuhkan proses yang rumit dan butuh ketelitian yang tinggi.
Terdapat 9 proses penting dalam produksi pensil, berikut urutannya:
1. Persiapan lembaran-lembaran kayu solid setebal 4mm (ukuran standar). Atau tergantung pada diameter pensil ukuran jadi, lebih besar diameter tentu lebih tebal pula lembaran kayu yang disiapkan.
Panjang kayu disesuaikan panjang pensil, dengan sedikit kelebihan untuk pemotongan ukuran jadi, dan lebar kayu disesuaikan dengan jumlah pensil yang ingin dibuat. Di pabrik ini mereka membelah menjadi sekitar 8-9 batang pensil per lembar.
2. Lembaran-lembaran kayu tersebut kemudian dibuat alur searah serat dan ukuran grafitnya (grafit: isi pensil yang berfungsi membuat tanda tulisan) dengan mesin khusus.
3. Setelah selesai dialur, batang-batang grafit disusun dan dilapiskan lem khusus kayu untuk menempelkan lembaran kayu. Proses perakitan ini ditunggu hingga 8 jam hingga lem benar-benar kering.
4. Dengan mesin khusus juga, hasil rakitan pensil dibelah menjadi batang pensil. Hasilnya sangat bagus dan cepat. Kerusakan terjadi pada permukaan pensil akan tetapi sangat sedikit.
5. Pensil-pensil tersebut kemudian dihaluskan dan diolesi bahan cat dasar. Proses penghalusan tersebut sangat menarik, karena ratusan batang pensil disusun sejajar dan diletakkan ke dalam sebuah lingkaran elastis yang digerakkan dengan mesin sedemikian rupa sehingga seluruh batang pensil saling bergesekan satu sama lainnya. Gesekan-gesekan tersebut membaut permukaan batang pensil menjadi halus.
6. Kemudian mulailah proses finishing, yang sesuai dengan pengamatan kami terdapat minimal 4 cara dan model finishing untuk pensil. Ada prose cat biasa untuk pensil dengan motif sederhana, ada model seperti stiker (sudah ada gambar tercetak) yang direkatkan dengan cara 'heating', ada model seperti perekatan glitter, dan terdapat juga cara cat dengan sistem perendaman.
Semua proses tersebut tergantung jenis gambar dan permukaan yang diinginkan oleh desainer pensil.
7. Setelah finishing, pensil mulai dipotong sesuai dengan panjangnya. Dan pada saat yang sama beberapa aksesoris misalnya karet penghapus atau hiasan karakter juga dirakit.
8. Kode produksi. Dilakukan dengan mesin cetak, dan beberapa jenis pensil lainnya sudah tercantum pada bahan pakingnya. Akhir-akhir ini sangat diperlukan dan menjadi aturan ketat untuk membuat kode produksi sesuai prosedur, terutama untuk mengetahui asal-usul kayu yang digunakan.
9. Packaging. Hanya manual tanpa bantuan mesin.
Keseluruhan kunjungan benar-benar mengesankan dan sebuah pengalaman yang sangat baik untuk diketahui. Terutama mengetahui bahwa pabrik pensil juga perlu memiliki sertifikat FSC, karena sebagian besar materialnya terbuat dari kayu.
owh jadi ada 4 model finishing yah
BalasHapus