Proses Membuat Furniture (1) ..... memiliki kelebihan dan kekurangan.
Sawn Timber yang kering harus disimpan di tempat yang bersih, kering dan berventilasi baik, aman dari panas dan hujan agar kekeringan kayu bisa terjaga dengan baik.
Proses Komponen (potong, belah, serut, bor dll)
Ukuran kayu dipotong dan dibelah sesuai dengan ukuran produk yang dikerjakan. Apabila misalnya ukuran jadi sebuah kaki meja adalah 700 x 40 x 40 mm, maka komponen yang harus disiapkan adalah 720 x 45 x 45mm sehingga terdapat toleransi untuk proses serut dan amplas. Untuk mendapatkan ukuran ini tukang kayu akan mengambil lembaran-lembaran papan kering dengan ketebalan 45mm untuk dibelah di mesin gergaji atau ripsaw menjadi ukuran lebar 45mm.
Dari proses tersebut akan diperoleh batangan/balok kayu ukuran 45x45mm. Setelah itu balok tersebut dibawa ke mesin cutting saw untuk dipotong dengan ukuran panjang 720mm.
Balok-balok pendek tersebut kemudian dikirim ke mesin serut (planner, thicknesser atau lainnya yang sejenis) untuk mendapatkan ukuran jadi dengan permukaan yang halus tanpa garis gergaji. Selesai diserut (tergantung jenis produk juga), komponen tersebut dipindahkan ke mesin bor, atau mesin pen (tenoner & mortiser) untuk membuat konstruksi.
Jika pada dasarnya proses konstruksi tersebut selesai, semua komponen akan berakhir di mesin amplas sebelum dilakukan perakitan. Grit kehalusan amplas di sini biasanya hanya sampai pada tingkat kehalusan nomor 240.
Assembling
Furniture dengan konstruksi knock down tidak sepenuhnya melalui proses ini. Ada kemungkinan beberapa komponen perlu dirakit sebelum finishing, ada pula hanya dirakit setelah proses finishing.
Secara umum proses perakitan dilakukan sebelum finishing agar pada saat komponen sudah halus tidak akan lagi cacat karena goresan. Perakitan menjadi salah satu kunci kualitas produk terutama pada kekuatan dan daya tahan produk. Proses ini memerlukan kesabaran agar penggunaan lem sangat tepat dan tidak terlalu berlebihan. Selain itu pula kualitas sambungan (rapat/terbuka) hanya akan bisa diperbaiki di proses ini.
Dari keseluruhan proses furniture, perakitan merupakan salah proses yang relatif panjang dan rumit. Untuk produk yang 'fixed', pemasangan hardware juga menjadi bagian dari proses perakitan terutama untuk pemasangan engsel, kunci, dan alat pengikat lainnya.
Kontrol laci, pintu, kestabilan, dan fungsi produk.
Di area perakitan, masalah laci dan pemasangan pintu harus dikerjakan secara sempurna. Tidak perlu lagi ada proses perbaikan setelah keluar dari ruang perakitan. Untuk produk kursi misalnya, kursi harus sudah dalam keadaan terakit kuat dan stabil (tidak goyang) sebelum memasuki ruang finishing.
Untuk memenuhi standar kualitas tersebut akan banyak proses tambahan pada saat perakitan.
proses selanjutnya...
Sawn Timber yang kering harus disimpan di tempat yang bersih, kering dan berventilasi baik, aman dari panas dan hujan agar kekeringan kayu bisa terjaga dengan baik.
Proses Komponen (potong, belah, serut, bor dll)
Ukuran kayu dipotong dan dibelah sesuai dengan ukuran produk yang dikerjakan. Apabila misalnya ukuran jadi sebuah kaki meja adalah 700 x 40 x 40 mm, maka komponen yang harus disiapkan adalah 720 x 45 x 45mm sehingga terdapat toleransi untuk proses serut dan amplas. Untuk mendapatkan ukuran ini tukang kayu akan mengambil lembaran-lembaran papan kering dengan ketebalan 45mm untuk dibelah di mesin gergaji atau ripsaw menjadi ukuran lebar 45mm.
Dari proses tersebut akan diperoleh batangan/balok kayu ukuran 45x45mm. Setelah itu balok tersebut dibawa ke mesin cutting saw untuk dipotong dengan ukuran panjang 720mm.
Balok-balok pendek tersebut kemudian dikirim ke mesin serut (planner, thicknesser atau lainnya yang sejenis) untuk mendapatkan ukuran jadi dengan permukaan yang halus tanpa garis gergaji. Selesai diserut (tergantung jenis produk juga), komponen tersebut dipindahkan ke mesin bor, atau mesin pen (tenoner & mortiser) untuk membuat konstruksi.
Jika pada dasarnya proses konstruksi tersebut selesai, semua komponen akan berakhir di mesin amplas sebelum dilakukan perakitan. Grit kehalusan amplas di sini biasanya hanya sampai pada tingkat kehalusan nomor 240.
Assembling
Furniture dengan konstruksi knock down tidak sepenuhnya melalui proses ini. Ada kemungkinan beberapa komponen perlu dirakit sebelum finishing, ada pula hanya dirakit setelah proses finishing.
Secara umum proses perakitan dilakukan sebelum finishing agar pada saat komponen sudah halus tidak akan lagi cacat karena goresan. Perakitan menjadi salah satu kunci kualitas produk terutama pada kekuatan dan daya tahan produk. Proses ini memerlukan kesabaran agar penggunaan lem sangat tepat dan tidak terlalu berlebihan. Selain itu pula kualitas sambungan (rapat/terbuka) hanya akan bisa diperbaiki di proses ini.
Dari keseluruhan proses furniture, perakitan merupakan salah proses yang relatif panjang dan rumit. Untuk produk yang 'fixed', pemasangan hardware juga menjadi bagian dari proses perakitan terutama untuk pemasangan engsel, kunci, dan alat pengikat lainnya.
Kontrol laci, pintu, kestabilan, dan fungsi produk.
Di area perakitan, masalah laci dan pemasangan pintu harus dikerjakan secara sempurna. Tidak perlu lagi ada proses perbaikan setelah keluar dari ruang perakitan. Untuk produk kursi misalnya, kursi harus sudah dalam keadaan terakit kuat dan stabil (tidak goyang) sebelum memasuki ruang finishing.
Untuk memenuhi standar kualitas tersebut akan banyak proses tambahan pada saat perakitan.
proses selanjutnya...
Tags
WW
nice post..!
BalasHapus